Disarankan, Keluarga Jangan Buka Kantong Jenazah Dulu

Disarankan, Keluarga Jangan Buka Kantong Jenazah Dulu

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pihak Trimarga Rekatama sebagai agen Sukhoi Superjet 100 akan berkoordinasi dengan DVI (Disasster Victim Identification) mengenai evakuasi korban. Pasalnya, ada kesalahan komunikasi dengan pihak keluarga yang ingin membuka kantong jenazah.

"Saya akan koordinasi dengan tim DVI Indonesia karena banyak informasi yang menyulitkan, misalnya keluarga ingin membuka tutup jenazah, ini ada missedcommunication dari pihak keluarga," kata konsultan bisnis PT Trimarga, Sunaryo di RS Sukanto Polri, Jakarta, Minggu (13/5/2012)

Sunaryo mengatakan pihaknya telah menyarankan kepada keluarga korban agar kantong mayat itu tidak dbuka dulu. Namun, keluarga ada yang tidak percaya dan menduga didalam kantong mayat itu hanya tanah. "Silakan saja tapi itu semua ada aturan-aturannya, maka kami koordinasi dengan pihak DVI disini," imbuhnya.

Mengenai perkembangan di lapangan, Sunaryo mengatakan Pihak Basarnas telah bekerja semaksimal mungkin dengan bantuan tim Angkatan Darat. Kemarin malam, kata Sunaryo, tim Rusia juga sudah datang dan membantu mencar korban serta mengumpulkan serpihan pesawat Sukhoi Superjet 100.

"Sekarang semua operasional itu sudah semuanya mengikuti perkembangan di lapangan," tuturnya.

Sebelumnya, Tim SAR kembali mengevakuasi dua kantong jenazah.  Dua kantong jenazah yang berwarna hitam itu diturunkan dari Helikopter SAR TNI AU sekitar pukul 07.30 WIB di Bandara Halim Perdanakusuma sebelum dibawa ke RS Polri.

Dua mobil ambulan dari PMI dan Polda Metro Jaya menghampiri Heli tersebut untuk dibawa ke RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur.

Dua kantong jenazah ini menambah 16 kantong jenazah yang sudah ditemukan sebelumnya, sehingga sampai pagi ini total 18 kantong jenazah tengah di diidentifikasi di RS Polri.