Mitos Keliru Tentang Makanan Ibu Nifas - Setelah melahirkan, seorang ibu akan melewati masa pemulihan hingga seluruh fungsi tubuh kembali normal seperti saat sebelum melahirkan. Masa ini berlangsung kurang lebih 40 hari. Masa nifas tetap perlu mendapat perhatian penting sama seperti ketika hamil. Terutama kebutuhan akan zat gisi dalam makanan yang sehat serta kebutuhan cairan tubuh.
Dalam masyarakat kita, kebiasaan menghindari jenis makanan tertentu selama masa nifas demi alasan penyembuhan masih tetap ditemukan, kendati sudah tinggal di kota besar dan berpendidikan tinggi. Bahkan, ada mitos yang dipercayai sebagai suatu kebenaran karena pengalaman orang lain. Misalnya, ketika seorang ibu nifas setelah makan telur lalu jahitannya gatal gatal dianggap telur adalah penyebab gatal pada luka jahitan. Padahal, memang sebelumnya ibu nifas tersebut alergi telur.
Berikut ini adalah mitos yang sering saya dengar sebagai alasan para ibu nifas yang saya jumpai selama merawat mereka di ruang nifas, sekaligus saya berikan alasan kesehatan mengapa mitos tersebut tidak benar.
1. Tak boleh makan ikan, telur dan daging supaya jahitan cepat sembuh.
Pernyataan ini tidak benar. Pada ibu nifas, justru pemenuhan kebutuhan protein semakin meningkat untuk membantu penyembuhan luka baik pada dinding rahim maupun pada luka jalan lahir yang mengalami jahitan. Protein ini dibutuhkan sebagai zat pembangun yang membentuk jaringan otot tubuh dan mempercepat pulihnya kembali luka.
Tanpa protein sebagai zat pembangun yang cukup, maka ibu nifas akan mengalami keterlambatan penyembuhan bahkan berpotensi infeksi bila daya tahan tubuh kurang akibat pantang makanan bergizi. Protein juga diperlukan untuk pembentukan ASI. Ibu nifas sebaiknya mengkonsumsi minimal telur, tahu, tempe dan daging atau ikan bila ada. Kecuali bila ibu nifas alergi dengan ikan laut tertentu atau alergi telur sejak sebelum hamil, maka sumber protein yang menyebabkan alergi tersebut dihindari. Bila memang alergi jenis protein tertentu misal ikan laut, Ibu nifas boleh mencari ganti sumber protein dari daging ternak dan unggas juga dari protein nabati seperti kacang kacangan.
2. Tak boleh makan yang berkuah dan tak boleh banyak minum air putih
Pernyataan ini juga keliru. Tubuh ibu nifas membutuhkan banyak cairan terutama mengganti cairan tubuh yang hilang baik saat mengalami perdarahan, keringat, untuk pembentukan ASI. Bila cairan tubuh ibu nifas tidak tercukupi, maka akan terjadi kekurangan cairan, mengalami panas dan produksi ASI sedikit.
Sebaiknya ibu nifas minum air putih yang cukup kurang lebih 8 gelas sehari disertai dengan asupan susu maupun jus buah. Bila setiap selesai minum ibu nifas akan sering buang air kecil justru lebih baik. Tidak perlu khawatir jahitan pada daerah perineum (luka jahitan jalan lahir) akan basah dan tidak sembuh. Justru sebaliknya. Semakin sering dibersihkan terutama dengan sabun dan air lalu dikeringkan setiap buang air kecil, maka jahitan akan segera pulih.
Perawatan luka pada jalan lahir berbeda dengan jahitan pada bagian tubuh yang lain misalnya pada tangan. Luka di jalan lahir dijahit dengan benang khusus yang cukup kuat dan bagian dalam luka (otot) benangnya akan menyatu dengan tubuh sedangkan bagian luar (kulit) jahitan akan lepas sendiri lalu mengering.
3. Jangan makan buah-buahan selama menyusui karena bayi bisa diare
Pernyataan ini tidak benar. Konsumsi buah sangat baik untuk menjaga kebugaran tubuh dan sama sekali tidak berpengaruh buruk terhadap mutu ASI. Jangan kuatir mengkonsumsi buah tidak menyebabkan diare pada bayi. Selain itu ibu nifas juga memerlukan asupan makanan berserat seperti buah dan sayur mayur untuk memperlancar buang air besar. Pada ibu nifas kebutuhan serat sangat penting untuk membantu proses pencernakan, Kadar vitamin dan air dalam buah juga sangat baik untuk menjaga kesehatan tubuh. Misalnya air jeruk, buah pisang dan pepaya. Sebaiknya ibu nifas selalu menyertakan menu buah setiap makan agar tidak mengalami sembelit.
4. Tak boleh makan terlalu banyak supaya tetap langsing
Pernyataan ini tidak tepat. Pada ibu nifas, makanan bergizi dan porsi makan perlu ditingkatkan lebih baik dari sebelum kehamilan. Sumber karbohidrat, lemak, vitamin dan protein sangat dibutuhkan untuk proses pemulihan fisik ibu selama nifas dan melawan infeksi. Selain itu, juga berguna untuk pembentukan ASI agar berlangsung lancar.
Langsing bukan dengan diet ketat pascabersalin, tetapi dengan melakukan senam nifas dan menyusui bayi secara ekslusif tanpa bantuan susu formula. Dengan cara demikian, pembakaran lemak pada tubuh akan berlangsung lebih baik dan ibu akan cepat ramping kembali seperti saat sebelum hamil.
Comments :
0 komentar to “Inilah Mitos Keliru Tentang Makanan untuk Ibu Nifas”
Posting Komentar