Profil Biodata Lengkap Novel Baswedan Penyidik KPK
Nama Novel Baswedan penyidik
KPK yang bekerja secara ”tertutup” selama ini kini tiba-tiba menjadi
ramai menghiasi media cetak dan elektronik mampu memunculkan polemik
KPK vs Polri setelah upaya penjemputan paksa penyidik KPK, Kompol Novel Baswedan oleh Polri hari Jumat (5/10/2012) malam lalu.
Karena
jarang sekali diberitakan sebelum ini Sehingga mungkin banyak kawan-kawan yang belum mengetahui jejak karir sosok serta foto Novel Baswedan sang tokoh Penyidik KPK yang lagi heboh di beritakan oktober 2012 ini.
Hari Jumat
malam lalu tanggal 5 Oktober 2012, suasana di kantor KPK yang terletak
di Jalan HR Rasuna Said, Jakarta, menjadi sangat mencekam ketika
sejumlah aparat Polda Metro Jaya dan Polda Bengkulu bertandang ke kantor
tersebut untuk menjemput paksa Kompol Novel Baswedan.
Beberapa orang diantaranya adalah Kombes Dedi Irianto (Direktur Kriminal Umum Polda Bengkulu), Kombes Toni Hermanto (Direktur Kriminal Umum Polda Metro Jaya), Wadir AKBP Nico Afinta, AKBP Helmi Santika (Kasubdit Jatanras ), AKBP Herry Heryawan (Kasubdit Resmob), dan AKBP Daniel Bolly Tifaona (Kasubdit Keamanan Negara).
Mereka mengaku hendak berkoordinasi dengan pimpinan KPK terkait kasus Novel Baswedan. Namun anehnya saat itu mereka malah menunjukkan surat penangkapan atas diri Novel terkait kasus pidana penembakan terhadap enam pencuri sarang burung walet pada 2004. Saat ia Novel Baswedan masih menjabat sebagai Kasat Reskrim Polres Bengkulu.
Berbagai kejanggal kemudian muncul terutama saat KPK membantah jika penyidik andalannya tersebut terlibat langsung sebagai penembak. Terlebih lagi karena KPK menganggap kasus 8 tahun yang lalu itu sudah kelar dan Novel mendapatkan sangsi berupa teguran keras karena kelalaian anak buahnya. Sementara itu di pihak lain, Polisi bersikeras bahwa kasus pidana Novel Baswedan masih terus diproses karena adanya keluhan dari korban.
Kasus KPK vs Polisi ini terus memuncak dan menimbulkan berbagai spekulasi diantaranya ada kecurigaan bahwa upaya kriminalisasi penyidik KPK ini adalah usaha pelemahan terhadap institusi KPK. Tidak sedikit pemerhati kasus ini mengaitkannya dengan kasus korupsi Simolator SIM di Korlantas Mabes Polri, dimana saat ini, Novel menjabat sebaga Wakil Ketua Satgas Tim Simulator.
Ia diyakini menjadi inisiator dalam membongkar berbagai kasus korupsi kelas kakap di negeri ini, selain kasus simulator sim yang menyeret nama Irjen Pol Djoko Susilo ada juga kasus korupsi wisma atlet, kasus suap cek pelawat dan Korupsi Bupati Buol.
Tak heran jika Seorang petinggi KPK menyebut Novel sebagai salah satu penyidik terbaik di sana. Independensinya sebagai penyidik komisi antikorupsi membuat dia tak disukai di kepolisian. Di sebuah mailing list internal kepolisian, namanya dijelek-jelekkan setelah memimpin penggeledahan di Korps Lalu Lintas pada Juli lalu. Novel dicap sebagai "pengkhianat" yang "hendak menghancurkan korps".
Beberapa orang diantaranya adalah Kombes Dedi Irianto (Direktur Kriminal Umum Polda Bengkulu), Kombes Toni Hermanto (Direktur Kriminal Umum Polda Metro Jaya), Wadir AKBP Nico Afinta, AKBP Helmi Santika (Kasubdit Jatanras ), AKBP Herry Heryawan (Kasubdit Resmob), dan AKBP Daniel Bolly Tifaona (Kasubdit Keamanan Negara).
Mereka mengaku hendak berkoordinasi dengan pimpinan KPK terkait kasus Novel Baswedan. Namun anehnya saat itu mereka malah menunjukkan surat penangkapan atas diri Novel terkait kasus pidana penembakan terhadap enam pencuri sarang burung walet pada 2004. Saat ia Novel Baswedan masih menjabat sebagai Kasat Reskrim Polres Bengkulu.
Berbagai kejanggal kemudian muncul terutama saat KPK membantah jika penyidik andalannya tersebut terlibat langsung sebagai penembak. Terlebih lagi karena KPK menganggap kasus 8 tahun yang lalu itu sudah kelar dan Novel mendapatkan sangsi berupa teguran keras karena kelalaian anak buahnya. Sementara itu di pihak lain, Polisi bersikeras bahwa kasus pidana Novel Baswedan masih terus diproses karena adanya keluhan dari korban.
Kasus KPK vs Polisi ini terus memuncak dan menimbulkan berbagai spekulasi diantaranya ada kecurigaan bahwa upaya kriminalisasi penyidik KPK ini adalah usaha pelemahan terhadap institusi KPK. Tidak sedikit pemerhati kasus ini mengaitkannya dengan kasus korupsi Simolator SIM di Korlantas Mabes Polri, dimana saat ini, Novel menjabat sebaga Wakil Ketua Satgas Tim Simulator.
Ia diyakini menjadi inisiator dalam membongkar berbagai kasus korupsi kelas kakap di negeri ini, selain kasus simulator sim yang menyeret nama Irjen Pol Djoko Susilo ada juga kasus korupsi wisma atlet, kasus suap cek pelawat dan Korupsi Bupati Buol.
Tak heran jika Seorang petinggi KPK menyebut Novel sebagai salah satu penyidik terbaik di sana. Independensinya sebagai penyidik komisi antikorupsi membuat dia tak disukai di kepolisian. Di sebuah mailing list internal kepolisian, namanya dijelek-jelekkan setelah memimpin penggeledahan di Korps Lalu Lintas pada Juli lalu. Novel dicap sebagai "pengkhianat" yang "hendak menghancurkan korps".
Berikut ini Profil dan Biodata Novel Baswedan serta sepak terjang karirnya di KPK.
Tempat lahir : Semarang, Jawa Tengah
Karir
1998 : Lulus Akademi Polisi
1999-2005 : Polres Bengkulu
2007 : Penyidik KPK
Kepala sekolah SMAN 2 Semarang saat ini, Hari Waluyo mengatakan, nama Novel memang terdaftar dalam buku induk sekolah dengan nomor induk 924756. Data keluarga dan alamat pun sesuai dengan yang sudah ada, meski demikian dalam catatan sekolah nama penyidik KPK tersebut hanya ditulis Novel tanpa ada nama keluarga Baswedan.
"Namanya hanya Novel, kelahiran 20 Juni 1977 dan tinggal di Jl Raden Patah kampung Sumur Umbul," kata Hari sambil menunjukkan buku induk di ruang rapat kepala sekolah di SMAN 2 Semarang, Jl Sendangguwo, Senin (8/10/2012).
Kelebihan akademis Novel semasa sekolah di SMAN 2 Semarang ada pada mata pelajaran Fisika. Saat itu ia diajar oleh Sumarno sebagai guru Fisika. Sumarno menceritakan, walaupun tidak terlalu menonjol, rata-rata nilai pelajaran Novel cukup bagus.
"Yang saya ingat itu anaknya halus, pendiam, sederhana, saat itu tidak terlalu kocak juga, tidak menonjol, pembawaan kalem, rata-rata nilai bagus," kata Sumarno.
Mendengar salah satu siswanya yang saat ini terkena masalah ketika sedang menjalankan tugas mulia, Sumarno berharap agar masalah tersebut tidak berkepanjangan dan pekerjaannya di KPK bisa kembali berjalan.
"Semoga cepat selesai dan kerjanya sebagai petugas KPK tidak ada tekanan. Harapan guru tentu saja agar semua menjadi lebih baik," pungkas Sumarno.
Sementara itu, guru Pendidikan Agama Islam SMAN 2 Semarang, Nur Badriyah menambahkan, saat dirinya masih menjadi pembina Rohis, Novel dikenal alim dan sering sekali mengikuti kegiatan Islami semisal baca tulis Alqur'an dan salat Jumat yang diadakan pihak sekolah.
"Dia termasuk anak manis, kalau ada kegiatan baca tulis Alquran dia ikut," ujar Nur.
"Memang pendiam dan tidak pernah bermasalah dengan teman atau guru. Tadi ada putra guru yang satu angkatan juga cerita kalau orangnya memang pendiam," imbuhnya.
Meskipun pada masa sekolahnya tidak terlalu menonjol dan biasa saja, Kompol Novel saat ini sudah memiliki karir yang bisa dibilang sukses, apalagi ia menjalankan tugas mulia yaitu memberantas koruptor. Oleh sebab itu, Nur Badriyah berharap Novel bisa menjadi teladan adik-adik kelasnya.
Novel Baswedan Sepupu Anis Baswedan
Pantas saja admin merasa sedikit familiar ketika melihat foto dan nama Baswedan ternyata Novel merupakan sepupu Anis Basweda yang notabene lumayan sering tampil di TV.
Mendengar ada penangkapan, dukungan terus mengalir ke KPK. Salah satunya adalah Rektor Paramadina, Anies Baswedan. Ternyata, Novel ini saudara Anies.
"Iya sepupu saya," kata Anies di Gedung KPK Jakarta, Jumat (5/10).
Menurut Anies, penangkapan Novel adalah bentuk tekanan kepada KPK. "Rakyat Indonesia malam ini menyaksikan sebuah tekanan yang maha besar kepada KPK," ujar Anies.
"Ini adalah periode paling menentukan dalam pemberantasan korupsi apakah KPK akan menang atau atau yang akan kalah," ujar Anies.
Dengan adanya kejadian ini, menurut Anies, membuktikan mereka yang melakukan tindak korupsi merasa terancam.
Pria
kelahiran Semarang itu dikenal sebagai penyidik tenang dan bertangan
dingin. Hal tersebut terlihat saat Novel menghadapi amarah para anggota
dewan fraksi Golkar, saat menemui Nazarudin di rutan Mako Brimob.
Sepak terjang Novel lainnya adalah saat ia dan timnya menggeledah ruang kerja anggota dewan Zulkarnaen Djabbar. Penggeladahan tersebut berujung pada penahanan politikus Golkar itu dengan tuduhan korupsi proyek Alquran.
Novel juga tidak segan turun ke lapangan, seperti saat menciduk Bupati Buol Amran Batalipu. Saat itu, Amran dituduh menerima uang Rp2 miliar dari perusahaan kelapa sawit milik Hartati Murdaya.
Biodata Lengkap Novel Baswedan
Tanggal Lahir : 1977Tempat lahir : Semarang, Jawa Tengah
Karir
1998 : Lulus Akademi Polisi
1999-2005 : Polres Bengkulu
2007 : Penyidik KPK
Kepala sekolah SMAN 2 Semarang saat ini, Hari Waluyo mengatakan, nama Novel memang terdaftar dalam buku induk sekolah dengan nomor induk 924756. Data keluarga dan alamat pun sesuai dengan yang sudah ada, meski demikian dalam catatan sekolah nama penyidik KPK tersebut hanya ditulis Novel tanpa ada nama keluarga Baswedan.
"Namanya hanya Novel, kelahiran 20 Juni 1977 dan tinggal di Jl Raden Patah kampung Sumur Umbul," kata Hari sambil menunjukkan buku induk di ruang rapat kepala sekolah di SMAN 2 Semarang, Jl Sendangguwo, Senin (8/10/2012).
Kelebihan akademis Novel semasa sekolah di SMAN 2 Semarang ada pada mata pelajaran Fisika. Saat itu ia diajar oleh Sumarno sebagai guru Fisika. Sumarno menceritakan, walaupun tidak terlalu menonjol, rata-rata nilai pelajaran Novel cukup bagus.
"Yang saya ingat itu anaknya halus, pendiam, sederhana, saat itu tidak terlalu kocak juga, tidak menonjol, pembawaan kalem, rata-rata nilai bagus," kata Sumarno.
Mendengar salah satu siswanya yang saat ini terkena masalah ketika sedang menjalankan tugas mulia, Sumarno berharap agar masalah tersebut tidak berkepanjangan dan pekerjaannya di KPK bisa kembali berjalan.
"Semoga cepat selesai dan kerjanya sebagai petugas KPK tidak ada tekanan. Harapan guru tentu saja agar semua menjadi lebih baik," pungkas Sumarno.
Sementara itu, guru Pendidikan Agama Islam SMAN 2 Semarang, Nur Badriyah menambahkan, saat dirinya masih menjadi pembina Rohis, Novel dikenal alim dan sering sekali mengikuti kegiatan Islami semisal baca tulis Alqur'an dan salat Jumat yang diadakan pihak sekolah.
"Dia termasuk anak manis, kalau ada kegiatan baca tulis Alquran dia ikut," ujar Nur.
"Memang pendiam dan tidak pernah bermasalah dengan teman atau guru. Tadi ada putra guru yang satu angkatan juga cerita kalau orangnya memang pendiam," imbuhnya.
Meskipun pada masa sekolahnya tidak terlalu menonjol dan biasa saja, Kompol Novel saat ini sudah memiliki karir yang bisa dibilang sukses, apalagi ia menjalankan tugas mulia yaitu memberantas koruptor. Oleh sebab itu, Nur Badriyah berharap Novel bisa menjadi teladan adik-adik kelasnya.
Novel Baswedan Sepupu Anis Baswedan
Pantas saja admin merasa sedikit familiar ketika melihat foto dan nama Baswedan ternyata Novel merupakan sepupu Anis Basweda yang notabene lumayan sering tampil di TV.
Mendengar ada penangkapan, dukungan terus mengalir ke KPK. Salah satunya adalah Rektor Paramadina, Anies Baswedan. Ternyata, Novel ini saudara Anies.
"Iya sepupu saya," kata Anies di Gedung KPK Jakarta, Jumat (5/10).
Menurut Anies, penangkapan Novel adalah bentuk tekanan kepada KPK. "Rakyat Indonesia malam ini menyaksikan sebuah tekanan yang maha besar kepada KPK," ujar Anies.
"Ini adalah periode paling menentukan dalam pemberantasan korupsi apakah KPK akan menang atau atau yang akan kalah," ujar Anies.
Dengan adanya kejadian ini, menurut Anies, membuktikan mereka yang melakukan tindak korupsi merasa terancam.
Profil Novel Baswedan "Penyidik Gemilang" Yang Terkandung Kasus
Profil Novel Baswedan :
Dikenal sebagai salah satu penyidik yang berprestasi gemilang di KPK. Kasus-kasus dugaan korupsi ”berkelas” pernah ia tangani.
Novel
Baswedan lulusan Akademi Polisi 1996 itu mulai dikenal ketika berhasil
menjerat mantan Bendahara Umum Partai Demokrat, Muhammad
Nazaruddin.Novel pun tercatat pernah bersaksi di pengadilan Nazar.
Novel
berperan utama dalam mengungkap korupsi skala besar, seperti suap wisma
atlet yang melibatkan mantan Bendahara Umum Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin
dan politisi satu partainya, Angelina Sondakh. Novel ikut memimpin
penangkapan Bupati Buol Amran Batalipu yang sempat melawan saat
ditangkap tangan menerima suap dari anak buah pengusaha Siti Hartati
Murdaya.
Di hampir
semua penangkapan koruptor kelas kakap, Novel ikut langsung di lapangan.
Sejumlah operasi tangkap tangan KPK dipimpin oleh Novel. Yang paling
fenomenal tentu kasus dugaan korupsi pengadaan simulator berkendara di
Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri. Novel menjadi penyidik yang ikut
memimpin penggeledahan di Markas Korlantas, Jakarta (Kompas, 7/10).
Akan tetapi,
Novel kini tersangkut kasus dugaan pidana. Ia diduga terlibat kasus
penembakan tersangka pencuri sarang burung walet di Bengkulu pada
Februari 2004. Salah satu tersangka pencuri tewas dan beberapa mengalami
luka-luka. Pihak penyidik Polda Bengkulu kini siap menjerat Novel.
Sungguh
sayang, penyidik pilihan Polri untuk penugasan khusus di KPK kini
tersandung kasus dugaan pidana. Selama ini, Polri selalu menyebutkan
bahwa penyidik-penyidik yang dikirim ke KPK merupakan penyidik-penyidik
terbaik.
Para
penyidik itu merupakan lulusan Akademi Kepolisian terbaik, dididik dan
dilatih khusus untuk menjadi penyidik profesional. Penugasan para
penyidik Polri di KPK itu tidak ”main-main”. Penugasan tersebut juga
sebenarnya merupakan sebuah jenjang promosi jabatan.
Kepala Badan
Reserse Kriminal Polri Komisaris Jenderal Sutarman mengatakan, penyidik
Polri di KPK memerlukan promosi karier. Mereka tak hanya dipersiapkan
menjadi penyidik, melainkan juga menjadi pemimpin di jajaran kepolisian.
Lalu,
mengapa Novel dapat lolos seleksi menjadi penyidik di KPK jika sudah
diketahui bermasalah? Novel pernah menjalani sidang kode etik profesi
Polri terkait kasus penembakan tersangka pencuri sarang burung walet di
Bengkulu.
Bahkan,
menurut Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Bengkulu Komisaris Besar
Dedy Irianto, upaya penangkapan terhadap Novel pada Jumat malam lalu
juga tidak terlepas dari proses penyidikan yang dilakukan pada tahun
2004.
”Berasal
kami sidik 2004. (Saat itu), terjadi penembakan yang murni tindak pidana
penganiayaan yang mengakibatkan luka berat dan meninggal dunia,” kata
Dedy.
Jika sudah
diketahui Novel pernah mengalami masalah dan diduga terkait tindak
pidana, mengapa Novel tetap dapat lolos seleksi internal Polri untuk
menjadi penyidik di KPK? Bukankah proses seleksi di Polri sebenarnya
cukup ketat?
Bahkan, sejak tahun 2004 Novel juga sudah mengalami kenaikan pangkat.
Sebagai
Kasatserse Polresta Bengkulu, Novel yang kala itu berpangkat inspektur
satu juga naik pangkat. Kini Novel berpangkat komisaris atau perwira
menengah.
Terkait
proses seleksi itu, Sutarman mengatakan, rekam jejak calon penyidik yang
disaring untuk menjadi penyidik KPK berasal dari masing-masing daerah
atau polda. Penyidik-penyidik itu kemudian dikirim ke bagian Sumber Daya
Manusia Polri untuk pembinaan personel.
Apakah Polri
benar-benar menyeleksi dan memberikan penyidik yang terbaik untuk KPK?
Sutarman mengakui, dalam proses seleksi dan melihat rekam jejak calon
penyidik, kasus-kasus yang dialami penyidik kadang belum muncul.
”Kadang-kadang, sudah sekolah, kasus lama muncul sehingga harus diberhentikan dari sekolah,” katanya.
Sepak terjang Novel lainnya adalah saat ia dan timnya menggeledah ruang kerja anggota dewan Zulkarnaen Djabbar. Penggeladahan tersebut berujung pada penahanan politikus Golkar itu dengan tuduhan korupsi proyek Alquran.
Novel juga tidak segan turun ke lapangan, seperti saat menciduk Bupati Buol Amran Batalipu. Saat itu, Amran dituduh menerima uang Rp2 miliar dari perusahaan kelapa sawit milik Hartati Murdaya.
Comments :
0 komentar to “Profil Biodata Novel Baswedan Penyidik KPK”
Posting Komentar